LAYANAN PEMESANAN WA : 082141949869
HOME
TENTANG PAK H.SAIFUL
PROFIL PERUSAHAAN
VISI & MISI
CARA PEMESANAN
CARA KIRIM
ALAMAT PETERNAKAN
READY DOD PABRIKAN
KEMITRAAN USAHA BISNIS DOD,PETERNAKAN BEBEK
Kemitraan Bebek Pedaging (Bebek Peking F1 & bebek Hibrida)
Kemitraan bebek pedaging
•
P A N E N
1. Hasil Utama
Hasil utama, usaha ternak bebek peking pedaging adalah daging bebek.
2. Hasil Tambahan
Hasil tambah berupa kotoran ternak sebagai pupuk tanaman yang berharga.
• ALASAN MEMILIH BISNIS BETERNAK BEBEK PEKING
Banyak faktor yang mendorong seseorang untuk memulai usaha, kadang faktor itu sudah diketahui dengan pasti dan kadang pula belum diketahui secara pasti. Untuk itu, faktor-faktor yang dianggap menguntungkan dalam usaha beternak itik dapat dilihat sebagai bahan pertimbangan bagi calon peternak itik. Tidak ketinggalan pula faktor penghambat dalam usaha pengembangannya perlu kiranya untuk mendapat perhatian agar kita dapat bersiap-siap dalam mengantisipasi dan mengatasinya.
Sebagai bahan pembanding untuk faktor yang dianggap menguntungkan dalam beternak itik adalah usaha peternakan ayam karena masih sama-sama jenis unggas :
1. Dari segi laju pertumbuhannya, ternak itik dapat tumbuh lebih cepat dari ternak ayam, apalagi itik yang tergolong tipe pedaging seperti itik peking. Pada umur satu bulan berat itik peking sudah mencapai 1,5 kg dan pada umur 2 bulan beratnya sudah bisa mencapai 3 kg, sedangkan untuk ayam potong (broiler) pada umur yang sama hanya bisa mencapai berat sekitar 1 kg dan 2 kg.
2. Ternak itik diyakini jauh lebih tahan terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ternak ayam. Sekalipun penyakit-penyakit yang menyerang ternak ayam pada umumnya juga menyerang itik, namun akibat yang diderita oleh itik tidak terlalu parah. Hal ini terkecuali hanya pada kepekaannya terhadap aflatoxin di mana itik amat peka terhadap aflatoxin yaitu jamur pada biji-bijian.
3. Dalam bentuk usaha peternakan rakyat, peternakan itik dapat diusahakan dengan memanfaatkan peralatan yang amat sangat sederhana, misalnya perkandangannya serta alat-alat yang digunakan dalam kandang. Bahkan itik dapat bertahan hidup di alam terbuka dengan model kandang seperti kemahnya anak pramuka.
4. Dalam usaha peternakan itik yang diusahakan secara ekstensif kita dapat memanfaatkan alam sekitar di mana banyak terdapat sumber-sumber karbohidrat dan protein yang terbuang sia-sia seperti sisa-sisa panen padi di sawah, cacing, ikan-ikan kecil di sungai-sungai, dan lain sebagainya. Di samping itu, karena itik memiliki insting berkelompok (flocking instinct) yang amat kuat, maka ini sangat membantu dalam hal pengendalian terutama untuk model pemeliharaan yang bersifat ekstensif (digembalakan).
5. Kulit telur itik pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan kulit telur ayam. Ini mempunyai arti penting dalam hal mengurangi resiko pecah atau retak terutama dalam penanganan (product handling) dan transportasi. Terlebih untuk usaha penetasan telur dan pembuatan telur asin.
6. Pada umumnya unggas air seperti ternak itik dan yang lainnya jarang bahkan bisa dikatakan tidak memiliki sifat kanibal dan agonistik (berkelahi)
7. Sisi lain pemanfaatan limbah terutama bulu, selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan kasur, bantal, atau pakaian, maka untuk bulu itik jenis tertentu seperti entok dan yang lainnya dapat dipergunakan sebagai bahan suttle kock. Ini berarti ada nilai lebih dari limbah yang berasal dari ternak itik.
8. Jika dibandingkan dengan telur ayam ras maka telur itik terkesan lebih dihargai karena telur itik dijual dengan satuan butir/biji sedangkan untuk telur ayam ras dijual dengan satuan kilogram (kg).
9. Secara umum harga produk ternak itik baik untuk komoditi telur atau daging terasa lebih stabil jika dibandingkan dengan produk ternak ayam.
2. SISTIM KEMITRAAN PENGELOLAAN
MODAL KEMITRAAN
1. Beli DOD dari pusat 500 ekor x Rp 15.000,- = Rp 7.500.000,-
2. Beli Pakan dari pusat Rp 12.250/ekor/bln x 500 ekor x 2 bln = Rp 12.250.000,-
3. Biaya vaksin & vitamin dari pusat Rp 100.000,-/kdg/bln x 5 kandang x 2bln = Rp 1.000.000,-
4. Biaya Kemitraan (Setup Fee) Rp. 5.000.000,-
Total sistim pengelolaan, modal kerja Rp 20.750.000,- + Rp 5.000.000,- ( 500ekor = 5 kandang )
PENJUALAN (KAMI BELI KEMBALI)
500 ekor x 3,1 kg/ekor x Rp 20.000,-/kg = Rp 31.000.000,-
Laba Kotor = Rp 31.000.000 – Rp 20.750.000 = Rp 10.250.000,-
HASIL PANEN 100% MILIK PENGELOLA
Profit Kotor = Rp 10.250.000,- ( 500ekor )
NB : Return Gross Profit +/- 50% per panen.
Beranda
Langganan:
Postingan (Atom)